SEMARANG – Suasana Pasar Peterongan Kota Semarang mendadak ramai, Selasa (5/7). Ribuan orang rela menunggu berjam-jam dan berdesakan di pasar tradisional itu demi bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi yang sedang berkegiatan di Semarang dan memperingati Hari Bhayangkara ke-76 di Akpol Semarang menyempatkan waktu mengunjungi Pasar Peterongan. Di sana, Jokowi menyapa pedagang dan memberikan bantuan.
Tak sendiri, Jokowi didampingi sejumlah menteri dan pejabat lain. Salah satunya adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Kehadiran Jokowi dan Ganjar di pasar Peterongan langsung membuat masyarakat heboh. Mereka meneriakkan nama Jokowi dan Ganjar dengan lantang.
“Pak Jokowi, pak Ganjar sini pak pengen salaman. Ya Allah pak Ganjar ganteng tenan yo, koyo Arjuno (seperti Arjuna). Pak Ganjar I Love You full,” teriak warga.
Ganjar membalas dengan senyuman dan melambaikan tangan. Ia dengan sabar melayani warga yang ingin bersalaman dan foto bersama. Ganjar juga mengacungkan jempolnya kepada warga yang meneriakinya di belakang.
“Pak Ganjar aku bocahmu pak, sehat terus pak. Tetap semangat,” teriak warga.
Ditemui di tengah kerumunan warga, Ganjar mengatakan seharian ini mendampingi kunjungan kerja Presiden Jokowi di Semarang. Dua agenda dilakukan Jokowi, yakni memimpin upacara peringatan Hari Bhayangkara di Akpol dan memberi bantuan kepada pedagang Pasar Peterongan.
“Ternyata meriah sekali acaranya, dan selalu pak Presiden Jokowi tidak pernah melepas dari suasana kerakyatan yang dibangun,” kata Ganjar.
Maka saat peringatan Hari Bhayangkara, Kapolri mengundang puluhan ribu masyarakat. Setidaknya ada 33 ribu lebih masyarakat dilibatkan dalam acara itu. Sementara di Pasar Peterongan, suasana juga tak kalah meriah.
“Ini menurut saya luar biasa. Ini menggambarkan bagaimana di Hari Bhayangkara ini kepolisian menyatu dengan rakyat. Mudah-mudahan penyatuan ini bisa menjaga ketertiban bersama,” ucapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Presiden Jokowi meminta Polri selalu bekerja dan berperilaku sesuai harapan rakyat. Survey menunjukkan, 58 persen responden menganggap tindakan Polri sudah presisi, namun 28 persen menyatakan belum sesuai.
“Dimanapun bertugas Polri selalu dalam pengamatan dan penilaian rakyat. Setiap kecerobohan di lapangan sekecil apapun, itu bisa merusak kepercayaanmasyarakat. Oleh karena itu, Polri harus bekerja dengan hati-hati dan presisi,” kata Jokowi.
Jokowi juga mengingatkan bahwa tugas Polri ke depan masih banyak. Selain pandemi, semua haruswaspada pada ketidakpastian global, krisis energi dan pangan serta keuangan.
Selain itu, banyak agenda nasional yang harus dikawal Polri. Diantaranya pemindahan Ibu Kota Nusantara, G20, Pileg, Pilpres dan Pilkada serentak serta agenda-agenda penting lainnya.
“Polri harus memastikan Kamtibmas. Individu dan kelembagaan Polri harus terus berinovasi, adaptif, responsif dan bertransformasi menjadi modern. Polri juga harus mewujudkan rasa keadilandan kemanfaatan hukum agar bisa dirasakan masyarakat,” pungkasnya.