KAJEN – Ada yang beda apabila saat ini anda berkunjung di alun-alun Kajen yang merupakan jantung kota Kabupaten Pekalongan. Paving block yang biasa digunakan untuk lesehan pedagang malam sudah terkelupas oleh alat berat yang sejak beberapa hari terakhir telah beroperasi di kawasan tersebut. Pagar penutup juga sebagian sudah dipasang di beberapa titik alun-alun Kajen sebagai tanda telah dimulai pengerjaan revitalisasi alun-alun kebanggan warga kota Santri.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menggelontorkan anggaran lebih dari 6.5 miliar untuk mengubah wajah alun-alun Kajen agar lebih cantik dan bermanfaat serta menjadi ikon baru di Kabupaten Pekalongan. Proyek pembangunannya membutuhkan waktu 180 hari dan akan dilanjutkan kembali di tahun berikutnya dengan anggaran baru. Sehingga diharapkan selain meningkatkan fungsi alun-alun juga mengangkat pertumbuhan ekononomi bagi masyarakat sekitar mengingat alun-alun Kajen juga sebagai salah satu pusat kuliner Kabupaten Pekalongan di Kajen.
Rencananya kawasan ini akan dilengkapi ikon Alquran dan air mancur warna-warni. Pengerjaan akan dilakukan dalam dua tahap, mulai tahun 2022 dan 2023. Untuk merubah Kawasan Alun-alun Kajen, Pemkab Pekalongan di tahun 2022 menggelontorkan Rp6,8 miliar. Kemudian di tahun 2023 akan kembali dianggarkan.
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq kepada awak media mengatakan, penataan kawa- san Alun-alun sudah mulai dikerjakan. Anggaran Rp6,8 miliar sudah digelontorkan, itu untuk tahap pertama.
“Kami akan kerjakan dua tahap. Tahap kedua tahun depan. Sekarang bisa dilihat, pengerjaan sudah dimulai,” kata Bupati Pekalongan Fadia Arafiq. Dikatakan, ikon Al-Quran itu akan berdekatan dengan air mancur. Akan bergerak berputar di dekat lokasi air mancur. “Ikon Alquran itu untuk menggambarkan bah- wa Kabupaten Pekalongan ini Kota Santri,” tambahnya.
Tak hanya itu, kawasan Alun-alun juga akan dilengkapi gapura sisi barat, timur, dan selatan. Dilengkapi pula spot UMKM, area olahraga, taman, dan lain-lain. “Kami ingin Kajen ini makin ramai dan bisa jadi kebanggan masyarakat. Penataan Alun – alun itu juga untuk menarik wisatawan,” ucap Fadia. Soal pedagang kaki lima (PKL), Fadia mengatakan, tidak akan disingkirkan. “Mereka tetap ada, hanya mungkin akan kami tata saja biar rapi dan nyaman,” tandasnya.