KAJEN – Dua kubu dari massa pendukung paslon saling lempar batu di halaman kantor KPU Kabupaten Pekalongan, Senin (23/09/2024) sore. Insiden tersebut terjadi saat dua paslon Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan akan mengikuti agenda Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Paslon di aula KPU Kabupaten Pekalongan.
Dalam insiden tersebut sedikitnya 11 orang terluka terkena lemparan batu dan dua kaca mobil retak. Puluhan orang yang terluka sudah dilakukan perawatan di rumah sakit dan dapat pulang karena hanya mengalami luka ringan. Dari penuturan juru bicara masing-masing paslon, pihak Riswadi – Amin terdapat tiga orang yang terluka. Sementara dari kubu Fadia – Sukirman ada delapan orang yang sudah dilakukan perawatan. Polisi dari Polres Pekalongan sempat memberikan instruksi kepada massa yang sudah mulai beringas. Beruntung kesigapan dari pihak keamanan dapat memisahkan kedua kubu untuk mundur ke arah berlawanan.
Divisi Hukum dari paslon Riswadi – Amin, Imam Maliki mengatakan pihaknya mempunyai hubungan komunikasi yang baik dengan semua partai. Sedangkan kejadian insiden di halaman KPU bukan menjadi tanggung jawab Tim Riswadi – Amin terlebih mengendalikan massa pendukung yang berada diluar. Karena tim pendukung paslon “Wonge Dewe” sudah memasuki aula KPU untuk mengikuti agenda pengundian.
“Karena itu kita tidak bisa mengendalikan. Kita selaku tim sudah masuk di ruangan KPU. Dan itu menurut kami tanggung jawab penyelenggara baik itu KPU, Bawaslu dan pihak keamanan”, kata Imam.
Dalam kejadian ini, pihaknya juga sebagai korban karena salah satu mobil dari tim Riswadi – Amin mengalami kerusakan berupa kacah pecah akibat lemparan benda keras. Pihaknya juga menyayangkan adanya dugaan anggota dewan dari salah satu partai pengusul Fadia – Sukirman yang ikut melempar batu dalam insiden tersebut. Bahkan dari beberapa sumber mengisyaratkan dugaan adanya tiga oknum anggota dewan yang secara spontan ikut melempar batu.
“Kami melihat dan punya bukti bahwa salah satu anggota DPRD Golkar itu ikut melempari batu. Korban yang terluka ada dari Kajen satu orang dan Doro dua orang”, imbuhnya.
Sementara itu Tim Hukum dan Pemenangan Fadia – Sukirman, Jahirin menyebutkan pihaknya juga mengalami kerugian yang ditimbulkan dari insiden tersebut. Salah satu mobil yang di tumpangi Fadia – Sukirman mengalami pecah kaca depan. Selain itu juga terdapat delapan orang terluka ringan dan sudah dilakukan perawatan. Jahirin mengatakan kejadian ini merupakan sebuah perbuatan yang tidak menyenangkan dan intimidasi dalam bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pihak lawan kepada paslon Fadia – Sukirman.
“Ketika massa dari mereka yang berada di situ (depan kantor KPU) seharusnya sudah mundur tapi massa dari mereka tetap berada disitu. Sampai kemudian tim dari bu Fadia dan pak Kirman itu datang tapi massa tetap berada disitu. Dan seolah-olah hal ini disengaja oleh mereka”, terang Jahirin.
Dari kejadian ini Tim Hukum dan Pemenangan Fadia – Sukirman berencana akan mendalami kasus ini untuk selanjutnya akan di laporkan ke pihak berwajib.
“Ada pelemparan bambu kepada beliau (Fadia – Sukirman) pada saat akan memasuki KPU. Itu ada buktinya semua, video juga ada, kemudian video lengkap dari mulai memasuki (KPU) sampai terjadinya kericuhan kita punya”, ungkapnya.
Kericuhan lempar batu nyaris melukai Fadia dan Sukirman. Selain itu juga batu yang dilempar sempat mengenai mobil yang di tumpangi paslon “Beriman” sehingga kaca depan mobil double cabin itu pecah.
“Tadi tim kita melaporkan sudah ada delapan orang yang dilarikan ke rumah sakit. Korban itu luka ada yang parah dan ada yang dijahit juga karena terkena batu.
Pihaknya juga sangat menyayangkan bentuk pengamanan dari Kepolisian. Karena di area depan kantor KPU tidak ada blockade dan sterilisasi massa.
“Kita menyayangkan kepada keamanan pihak Kepolisian terkait hal itu. Jadi nampaknya tidak steril ketika pasangan kita memasuki area KPU. Dan harusnya bisa dicegah sehingga tidak terjadi keributan dan kericuhan”, pungkas Jahirin.
Kericuhan antar pendukung ini berhasil dilokalisir oleh anggota TNI dan Polri. Kedua kubu dipukul mundur agar tidak berada di depan kantor KPU Kabupaten Pekalongan. Kapolres Pekalongan AKBP Doni Prakosa menyebut kericuhan dua antar pendukung terjadi karena kesalahpahaman sehingga kedua kubu emosi dan menyebabkan kericuhan.
Sementara rapat pleno pengundian nomor urut pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan berjalan lancar . Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati petahana Fadia Arafiq – Sukirman mendapat nomor urut satu sementara lawannya yaitu Riswadi-Amin mendapat nomor urut dua. (GUS)