SEMARANG – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah menyiapkan 3 juta liter minyak goreng curah untuk persiapan bulan suci Ramadan dan jelang Lebaran tahun 2022.
Kepala Disperindag Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo mengatakan, hal itu dilakukan guna menekan harga minyak goreng serta memberikan stok ketersedian minyak goreng curah di Jateng.
Sebagai langkah untuk mengendalikan minyak goreng pada saat memasuki bulan ramadan, pihaknya akan bekerja sama dengan perusahan BUMN untuk menggelontorkan ribuan ton minyak goreng yang nantinya akan diberikan atau disalurkan di setiap daerah Jawa Tengah.
“Kami dengan beberapa perusahaan BUMN akan mengisinya di tanggal 3-4 April itu akan datang dalam jumlah cukup banyak 3000ton minyak goreng nanti dari PT Rajawali Nusindo sekitar pertengah April akan datang dalam rangka untuk mencukupi stok,” ujar Arif belum lama ini di kantornya.
Ia berharap pada penyaluran minyak goreng ini nantinya bisa menjaga kebutuhan stok di Jateng dan mempengaruhi harga di pasar dimana rata-rata memiliki harga diatas harga eceran tertinggi (HET).
“Untuk kebutuhan sepanjang bulan ramadan dan sampai pasca ramadan atau beberapa hari sebelum lebaran diharap tercukupi. Dan tentunya upaya untuk mempengaruhi harga pasar yang relatif diatas HET, pedagang nanti bisa jual di harga Rp. 14 ribu,” terangnya.
Disisi lain, Arif menjelaskan bahwa pemberian minyak ini dilakukan bukan untuk menjalankan operasi pasar melainkan pengisian kebutuhan stok minyak goreng bagi pedagang di pasar
“Bukan operasi pasar, karena operasi pasar sekarang dilarang. Operasi pasar artinya kepada konsumen tetapi pengisian minyak goreng curah di pasar atau distribusi pasar jadi kita ngocornya ke para pedagang,” paparnya.
Arif mengakui bahwa memang ada kenaikan harga yang cukup signifikan dibandingkan dengan harga sebelum Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.11 Tahun 2022 Tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Curah.
“Di bulan-bulan Februari (sebelum Permendag No.11 2022) yang semula patokannya Rp. 14 ribu atau HET (Harga Eceran Tertinggi), sekarang minyak goreng kemasan dilepas mekanisme pasar harganya bergerak antara Rp. 24 sampai 25 ribu perliter,” jelasnya.
“Artinya memang ada kenaikan karena menyesuaikan mekanisme pasar namun untuk stok minyak goreng melimpah dan bisa di cek di pasar-pasar modern maupun tradisional,” katanya.
Arif mengatakan, saat ini pihaknya bekerja sama dengan Satgas Pangan Polda Jateng sedang memfokuskan dalam pengawasan dan menjaga untuk ketersediaan minyak curah yang di HET kan. Untuk stok minyak goreng kemasan sederhana di Jawa tengah, Dia mengatakan masih cukup banyak meskipun mengalami kenaikan harga.