Rasa syukur tak henti diucapkan Widyana (44), seorang ibu rumah tangga asal Desa Purwoharjo, Kabupaten Pemalang, saat mendampingi suaminya, Iwan Setiadi (47). Ia memberikan apresiasi atas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada suaminya melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Widyana telah rutin mendampingi sang suami menjalani pengobatan TB Paru di Rumah Sakit Comal Baru pada Kamis (15/8).
Penyakit TB Paru yang menyerang sang suami membuat Iwan harus menjalani pengobatan secara rutin dan berkala, mulai dari pemeriksaan laboratorium, konsultasi dokter spesialis, hingga terapi lanjutan. Semua itu bukan proses yang sebentar, dan tentu saja bukan tanpa biaya. Sebelum terdaftar sebagai peserta JKN, Widyana dan suami harus membayar sendiri semua kebutuhan pengobatan—beban yang terasa cukup berat bagi keluarga dengan penghasilan tak menentu.
“Saya dan suami kalau sakit dulu harus bayar sendiri. Untuk kontrol dan beli obat saja bisa mengeluarkan banyak uang setiap kali datang. Itu cukup berat, apalagi penghasilan kami naik turun. Kadang cukup, kadang juga pas-pasan,” ujar Widyana mengenang masa-masa sebelum mereka terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

Perubahan besar pun terjadi saat mereka memutuskan mendaftar ke Program JKN. Menurut Widyana, keputusan itu adalah langkah terbaik yang pernah diambil keluarganya. Sejak saat itu, seluruh proses pengobatan suaminya menjadi jauh lebih ringan—bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga secara emosional.
“Sejak punya BPJS, semua lebih ringan. Pemeriksaan rutin bisa dilakukan tanpa takut soal biaya. Kami benar-benar merasa sangat terbantu,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Yang membuatnya semakin terkesan, pelayanan yang diberikan rumah sakit tetap prima, meskipun mereka datang sebagai peserta JKN. Tak ada diskriminasi, tak ada perbedaan perlakuan antara pasien umum dan peserta JKN.
“Pelayanannya sama saja, tidak ada bedanya. Dulu pakai umum juga dilayani baik, sekarang pakai BPJS juga tetap ramah dan cepat. Kalau ada keluhan, langsung ditangani,” jelasnya.
Tak hanya puas dengan pelayanan di rumah sakit, Widyana juga mengapresiasi pelayanan administratif yang ia rasakan saat mengurus keperluan kepesertaan suaminya di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan. Ia menceritakan bagaimana petugas menyambutnya dengan ramah dan memberikan penjelasan yang mudah dimengerti.
“Saya pernah ke Kantor BPJS di Pekalongan untuk mengurus kepesertaan. Petugasnya ramah, sabar menjelaskan, dan prosesnya cepat. Saya merasa dihargai sebagai peserta,” katanya.
Bagi Widyana, Program JKN bukan sekadar kartu layanan kesehatan, tetapi juga simbol ketenangan dalam menjalani hidup. Ia merasa lebih lega karena tidak perlu lagi khawatir soal biaya pengobatan, terlebih untuk penyakit kronis seperti TB Paru yang memerlukan penanganan jangka panjang.
“Saya sangat berterima kasih dengan adanya Progam JKN. Kalau tidak ada Program JKN, mungkin kami akan kesulitan membiayai pengobatan suami saya. Apalagi penyakit seperti ini tidak bisa hanya sekali dua kali periksa, harus rutin dan berkala,” ujarnya.
Ia pun berharap agar Program JKN terus dikembangkan dan diperkuat keberlanjutannya. Baginya, kehadiran program ini sangat penting bagi masyarakat kecil seperti dirinya, terutama yang tinggal di pedesaan dan sulit menjangkau layanan kesehatan dengan biaya tinggi.
“Harapan saya, BPJS Kesehatan bisa terus membantu masyarakat kecil seperti kami. Karena banyak orang yang butuh pengobatan tapi takut ke rumah sakit karena biaya. Dengan BPJS, kami bisa berobat tanpa beban, dan bisa fokus untuk sembuh,” tutup Widyana dengan senyum penuh haru. (jw)