Pekalongan – Di ruang perawatan anak RS H.A Dzaky Djunaid, terlihat Muhammad Nizar Abiyan (1) duduk di atas ranjang rumah sakit, tubuh mungilnya terlihat lemah tetapi sudah membaik. Nizar sedang disuapi oleh neneknya, Darsupi (60), dengan penuh kasih sayang. Di sisi lain, ibunya, Ririn (35), setia mendampingi dan tak pernah meninggalkan putranya selama hampir 10 hari perawatan akibat demam tinggi.
“Saya bersyukur, Nizar sekarang sudah mulai pulih. Kalau tidak ada BPJS dari Pemerintah, mungkin kami tidak sanggup membayar biaya perawatan selama ini,” kata Ririn.
Ririn adalah seorang ibu rumah tangga, sementara suaminya bekerja sebagai penjahit. Ia merasa sangat terbantu menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI). Kehidupan sederhana mereka membuat biaya kesehatan sering menjadi kekhawatiran, tetapi kartu BPJS yang aktif memberikan perlindungan yang nyata di saat dibutuhkan.
Ririn bercerita ketika Nizar tiba-tiba mengalami demam tinggi yang tidak kunjung reda, ia segera membawanya ke RS H.A Dzaky Djunaid. Rasa cemas tentu menyelimuti, tetapi yang menjadi fokus pikirannya bukan soal biaya, melainkan kesehatan anaknya.
“Saat itu saya hanya fokus pada kesehatan Nizar. Saya tahu BPJS kami aktif, jadi saya tidak perlu khawatir soal biaya rumah sakit. Ini sangat membantu kami untuk tetap tenang dalam situasi sulit seperti ini,” ujarnya.
Selama perawatan di rumah sakit, seluruh kebutuhan medis Nizar ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Mulai dari pemeriksaan dokter, obat-obatan, hingga perawatan intensif yang ia butuhkan, semuanya berjalan lancar tanpa ada biaya tambahan.
“Tidak ada satu rupiah pun yang keluar dari kantong kami. Dari awal masuk sampai sekarang, semua ditanggung BPJS. Itu benar-benar meringankan beban kami,” tambah Ririn.
Bukan kali ini saja keluarga Ririn merasakan manfaat dari BPJS. Setahun yang lalu, saat Nizar lahir, persalinan di rumah sakit juga menggunakan BPJS. Ia mengingat pengalaman itu sebagai momen yang memperkuat keyakinannya terhadap manfaat Program JKN.
“Waktu melahirkan Nizar, saya tidak membayar biaya apa pun. Semuanya gratis, dan pelayanan rumah sakit juga baik. Saya sangat bersyukur punya BPJS yang membantu keluarga kecil kami,” kenangnya.
Namun, Ririn mengakui bahwa ia memiliki satu kekhawatiran. Ia merasa was-was jika sewaktu-waktu kartu BPJS keluarganya tidak aktif saat sedang dibutuhkan.
“Saya takut kalau kartu BPJS kami tiba-tiba tidak aktif. Makanya, saya selalu cek dulu sebelum digunakan, supaya tidak ada kendala saat darurat,” tuturnya.
Selama hampir 10 hari mendampingi Nizar di rumah sakit, Ririn mengaku mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari pihak rumah sakit. Ia merasa bahwa meskipun menggunakan BPJS, dirinya dan keluarganya tetap diperlakukan dengan baik oleh tenaga medis.
“Dokter dan perawat di sini sangat sabar dan perhatian. Mereka tidak membedakan kami dengan pasien umum, pelayanannya benar-benar baik. Tidak ada kendala apapun, mulai dari awal masuk hingga sekarang. Anak kami dirawat dengan baik sampai sembuh, meskipun sudah 10 hari di sini,” kata Ririn.
Melihat manfaat besar yang ia rasakan, Ririn berharap Program JKN dapat terus berjalan dan menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan. Ia percaya bahwa program ini adalah bentuk nyata kepedulian pemerintah terhadap kesehatan rakyatnya.
“Semoga program ini bisa terus ada dan semakin baik pelayanannya. Banyak orang seperti kami yang benar-benar bergantung pada BPJS. Kalau nggak ada program ini, kami pasti kesulitan sekali,” tutupnya penuh harap. (ns)