Pemalang, Jamkesnews – Dilam (42), seorang pekerja serabutan dari Desa Watukumpul Pemalang, tidak pernah menyangka bahwa hari itu akan menjadi salah satu hari terburuk dalam hidupnya. Ketika ia sedang memperbaiki atap rumahnya, kecelakaan terjadi. Tangan kanannya mengalami cedera serius setelah ia terjatuh dari ketinggian. Dalam sekejap, kehidupannya berubah, dan ia harus menghadapi situasi darurat yang membutuhkan perawatan medis segera.
Dilam dilarikan ke RSUD dr. M. Ashari, Pemalang, oleh keluarganya. Ketika tiba di rumah sakit, dokter yang menanganinya menyatakan bahwa tulang tangan kanan Dilam bergeser dan memerlukan operasi segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Bagi Dilam, yang bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu, ini adalah situasi yang sangat sulit. Kekhawatirannya semakin besar ketika ia menyadari bahwa kepesertaan BPJS Kesehatan yang dimilikinya sudah tidak aktif.
“Saat jatuh, saya langsung merasakan sakit yang luar biasa di tangan. Saya sangat takut karena saya tahu BPJS saya tidak aktif. Saya tidak tahu harus bagaimana,” ujar Dilam dengan suara lemah dari tempat tidurnya di RSUD dr. M. Ashari.
Tanti Yusefa (35) istri Dilam, menceritakan bahwa mereka sempat panik dan tidak tahu harus berbuat apa karena BPJS Kesehatan yang dimiliki tidak aktif. Sebagai pekerja serabutan, suaminya tidak memiliki penghasilan tetap, sehingga biaya pengobatan menjadi beban berat baginya. Namun, kekhawatiran mereka mereda ketika petugas RSUD dr. M. Ashari menjelaskan bahwa Kabupaten Pemalang telah menerapkan Program UHC, yang memungkinkan warga mendapatkan layanan kesehatan meskipun BPJS Kesehatannya tidak aktif.
“Saya benar-benar cemas, bagaimana kalau BPJS tidak aktif? Bagaimana kalau suami saya tidak bisa dirawat? Tapi alhamdulillah, berkat Program UHC di Pemalang, BPJS Kesehatan suami saya bisa langsung aktif. Semua prosesnya dibantu oleh pihak rumah sakit, mulai dari pengaktifan BPJS hingga perawatan medisnya. Saya sangat bersyukur,” kata Tanti dengan mata berkaca-kaca.
Tanti tidak bisa menyembunyikan rasa terima kasihnya kepada pihak rumah sakit yang telah banyak membantu keluarganya dalam situasi sulit ini. Ia merasa sangat terbantu oleh upaya rumah sakit dalam memastikan suaminya mendapatkan perawatan yang diperlukan, termasuk membantu proses pengaktifan kembali kartu BPJS Kesehatan melalui Program UHC.
“Saya sangat berterima kasih kepada RSUD dr. M. Ashari dan Program UHC ini. Mereka semua sudah meringankan beban saya dan suami. Prosesnya cepat, dan suami saya bisa segera mendapatkan perawatan yang diperlukan. Semoga rumah sakit ini semakin lancar dan bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan,” ujarnya penuh haru.
Sekarang, dengan perasaan lebih tenang, Tanti menanti kabar dari pihak rumah sakit mengenai jadwal operasi suaminya, sambil berharap agar prosesnya berjalan lancar. Tanti terus berharap bahwa suaminya akan segera pulih dan kembali beraktivitas seperti biasa.
“Sekarang, fokus kami adalah bagaimana suami saya bisa sembuh total. Kata dokter, suami saya harus menjalani operasi. Saya tahu itu tidak mudah, tapi dengan dukungan keluarga dan bantuan dari Program UHC ini, saya yakin kami bisa melewati semua ini,” tambahnya.
Program UHC yang diterapkan di Kabupaten Pemalang merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memastikan bahwa seluruh warga, terutama mereka yang berada di lapisan ekonomi terbawah, tetap mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai. Dengan adanya program ini, warga seperti Dilam tidak perlu lagi cemas akan biaya pengobatan yang tinggi, karena biaya tersebut sudah ditanggung oleh pemerintah melalui program ini.
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, kehadiran Program UHC di Kabupaten Pemalang menjadi solusi yang sangat berarti bagi warga seperti Dilam dan keluarganya. Dengan mata berkaca-kaca, Tanti menyampaikan harapannya agar Program UHC ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Pemalang.
“Terima kasih BPJS Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Pemalang. Semoga program UHC bisa terus ada dan membantu lebih banyak orang lagi. Ini benar-benar sangat berarti bagi kami,” tutup Tanti dengan penuh syukur. (ns)