Pekalongan – Di tengah kesibukan sehari-hari, kesehatan keluarga adalah prioritas utama bagi Leni Pratiwi (31), seorang guru asal Karanganyar, Pekalongan. Ketika anak-anaknya jatuh sakit, ia menyadari bahwa jaminan kesehatan tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga pelindung yang tak tergantikan di saat-saat darurat.
Saat ditemui di ruang inap Rumah Sakit Islam (RSI) PKU Pekajangan, Jumat (17/01), Leni tengah menunggu kedua anaknya yang sedang dirawat. Sebagai peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), kepesertaannya mencakup dirinya, suami yang bekerja sebagai pedagang, serta kedua anaknya, Muhammad Zhafran Ravindra (4) dan Maezurra Zea Rumaisa (1). Ia mengungkapkan rasa syukur karena keluarganya telah terdaftar dalam Program JKN, yang sangat membantu di saat-saat seperti ini.
“Saya sangat bersyukur menjadi peserta JKN. Program ini benar-benar membantu kami melewati masa-masa darurat. Dengan JKN, saya merasa lebih tenang dan tidak perlu lagi khawatir soal biaya kesehatan, terutama di saat anak-anak membutuhkan perawatan mendesak,” tuturnya dengan penuh rasa syukur
Beberapa hari sebelumnya, Leni dihadapkan pada situasi yang membuatnya cemas. Kedua anaknya mengalami demam tinggi yang disertai diare. Dalam kondisi panik, ia segera membawa mereka ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSI PKU Pekajangan.
“Saya benar-benar panik saat itu. Kedua anak saya demam tinggi, lemas, dan butuh penanganan segera. Begitu sampai di IGD, mereka langsung ditangani oleh dokter,” ceritanya,
Pemeriksaan cepat dilakukan, mulai dari cek suhu hingga tes laboratorium. Dokter akhirnya memutuskan bahwa keduanya harus dirawat inap untuk mendapatkan pemantauan intensif.
“Saya lega karena ditangani dengan sangat tanggap oleh dokter, dan semua proses berjalan lancar. Tidak perlu menunggu lama, anak-anak saya langsung mendapatkan kamar. Biaya perawatan pun sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” jelasnya.
Tidak hanya untuk perawatan anak-anaknya, Leni juga memanfaatkan Program JKN saat menjalani persalinan kedua anaknya. Mulai dari pemeriksaan awal hingga proses persalinan dan pemulihan, seluruh biaya ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.
“Saya melahirkan kedua anak saya dengan menggunakan JKN. Semua proses ditanggung, tanpa biaya sepeser pun. Saya merasa sangat terbantu, terutama karena saya bisa fokus pada kesehatan saya dan bayi tanpa khawatir soal biaya,” katanya dengan penuh syukur.
Pengalaman ini membuat Leni merasa percaya diri bahwa program JKN benar-benar memberikan perlindungan nyata bagi keluarganya. Salah satu hal yang membuat Leni terkesan adalah pelayanan yang ia dapatkan. Menurutnya, tidak ada pembedaan layanan antara pasien JKN dan pasien umum.
“Baik saat saya melahirkan maupun ketika anak-anak dirawat, pelayanannya sangat baik. Dokter dan perawat memperlakukan kami dengan profesional, tanpa membedakan apakah kami peserta JKN atau pasien umum,” ujarnya.
Sebagai seorang ibu dan guru, Leni merasa kehadiran JKN memberikan rasa aman dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Ia merasa lebih tenang dalam menjalankan profesinya sebagai guru, karena keluarganya telah terlindungi kesehatannya melalui Program JKN.
“Dengan punya JKN, saya tidak lagi takut menghadapi biaya besar ketika ada anggota keluarga yang sakit. Program ini memberikan rasa aman dan ketenangan, sehingga saya bisa lebih fokus pada pemulihan kesehatan keluarga tanpa harus khawatir tentang biaya yang mahal,” tambahnya.
Leni menekankan bahwa program ini sangat membantu keluarga pekerja seperti dirinya, terutama dalam situasi darurat yang tidak terduga. Ketika ditanya tentang harapannya untuk program JKN, Leni berharap program ini terus dikembangkan dan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.
“Semoga layanan JKN terus ditingkatkan, agar semakin banyak orang dapat merasakan manfaatnya. Program ini benar-benar memberikan rasa tenang di saat-saat tak terduga, dan saya merasa sangat terbantu sebagai salah satu pesertanya,” pungkasnya. (ns)