Pekalongan – Penguatan nilai kebangsaan dinilai semakin penting di tengah derasnya arus perubahan sosial dan informasi. Anggota DPR RI Komisi X dari Fraksi Partai Golkar, Ashraff Abu, menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (14/12/2025).
Sekitar 150 warga dari berbagai latar belakang hadir dalam kegiatan tersebut. Mereka diajak membahas makna Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai fondasi hidup berbangsa dan bernegara.
Ashraff menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak cukup dipahami secara teoritis, tetapi perlu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Ia menilai, tantangan generasi muda saat ini tidak hanya soal pendidikan formal, tetapi juga bagaimana menjaga karakter dan jati diri bangsa.
“Pancasila harus hadir dalam sikap kita, dalam cara menghormati perbedaan, dan dalam semangat menjaga persatuan,” ujarnya di hadapan peserta.
Ia juga menyoroti pentingnya merawat keberagaman sebagai kekuatan, bukan sumber perpecahan. Menurutnya, semangat Bhinneka Tunggal Ika menjadi kunci agar masyarakat tetap solid di tengah perbedaan latar belakang suku, budaya, dan pandangan.
Dalam kesempatan itu, Ashraff mengaitkan sosialisasi Empat Pilar dengan cita-cita nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Ia menyebut, pemahaman kebangsaan yang kuat akan melahirkan sumber daya manusia yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berakhlak dan memiliki daya saing.
“Bangsa yang besar dibangun oleh manusia-manusia yang punya karakter, rasa tanggung jawab, dan kesadaran kebangsaan,” katanya.
Kegiatan berlangsung interaktif melalui penyampaian materi, diskusi kelompok, dan sesi tanya jawab. Sejumlah peserta aktif menyampaikan pandangan serta pengalaman mereka dalam menerapkan nilai kebangsaan di lingkungan masing-masing.
Salah satu peserta menyampaikan bahwa kegiatan ini memberi ruang refleksi tentang peran masyarakat dalam menjaga persatuan, terutama di tengah dinamika sosial yang terus berubah.
Sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi masyarakat Pekalongan untuk terus memperkuat nilai-nilai kebangsaan, sekaligus mendorong kegiatan serupa agar menjangkau lebih luas, khususnya kalangan remaja dan generasi muda. (Gus)