SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yakin Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) bisa turut terlibat dalam mengatasi masalah inflasi. Salah satunya edukasi pemanfaatan lahan dan menu pendamping nasi.
Hal itu disanpaikan Ganjar saat sambutan pengarahan acara Rakor Pembina TP PKK, di Gradhika Bhakti Praja, Selasa (19/7). Ganjar mengatakan saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja. Selain fokus pada stunting, PKK juga bisa turut serta pada penanganan persoalan umum lainnya.
“Maka itu PKK harus bisa multi talenta,” kata Ganjar dalam sambutannya.
Dalam acara yang dihadiri ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo, mantan anggota DPR RI itu mengatakan, selama ini bergerak dengan sangat baik. Dengan anggaran yang minim, TP PKK Jateng terus menjalankan program bahkan juara nasional.
“Anggaran PKK Jateng itu paling kecil tapi kegiatannya banyak, karena sinergi. Sinergitas dengan daerah dan sektor lain. Pola kerjasama ini kita arahkan,” kata Ganjar.
Terkait inflasi, Ganjar mengatakan TP PKK bisa melanjutkan pola kerjasama ini dalam konteks penanganan inflasi. Mereka, kata Ganjar, menjadi inisiator program berbasis data yang ada di masyarakat.
“Karena ini cabai tinggi (harganya), bawang merah ya. Sebenarnya mereka (warga) diajari (PKK) untuk nanam sendiri kan juga bisa. Bibitnya kita bisa bantu,” ujarnya.
Ganjar mengatakan, dalam pelaksanaannya PKK tidak jalan sendiri. Sinergitas tetap dilakukan. Dalam hal ini, kolaborasi dijalankan dengan Dinas Pertanian mendampingi. Sehingga konsep diversifikasi pangan rtnalan.
“Dan tanaman-tanaman pendamping beras atau padi, itu juga mesti digalakkan. Sehingga konsep diversifikasi pangannya jalan,” ujarnya.
Ganjar menegaskan hal ini butuh pembiasaan agar stok pangan alternatif melimpah dan berkembang.
“PKK sangat bisa memberikan edukasi soal itu,” tandasnya.
Ketua TP PKK, Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, target binaannya selama ini mayoritas berada di desa atau di pedesaan. Selama pandemi, pembinaan tetap berjaln secara virtual dan luring.
“Dari PKK kita mengedepankan bagaimana keluarga bisa terwujud kedaulatan pangan di tingkat keluarga. Salah satunya dengan memanfaatkan pekarangan agar mereka bisa menanam. Jadi bagaimana walau lahan sempit bisa berkontribusi untuk nutrisi keluarga,” katanya.