Dalam upaya memperluas jangkauan edukasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan meningkatkan pemahaman masyarakat, BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan meluncurkan program Partner JKN. Program ini menjadikan figur-figur lokal sebagai penggerak utama dalam menyampaikan informasi seputar JKN secara langsung kepada masyarakat.
Peluncuran program ini dilakukan melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Kemitraan Peer educator sebagai Influencer Program Jaminan Kesehatan Nasional (Partner JKN) pada Senin (14/4). Dua perwakilan masyarakat yang terpilih dalam pilot project ini adalah Aprillia Robiyatun (42) seorang pedagang dan Ido Anifan (37) seorang freelancer. Keduanya menjadi mitra awal dalam program Partner JKN wilayah kerja Cabang Pekalongan.
Salah satu peserta program, Aprillia Robiyatun, mengungkapkan rasa bangga dan antusiasmenya bisa menjadi bagian dari Partner JKN. Sebagai kader masyarakat, Aprillia mengaku sering menjadi tempat bertanya warga terkait layanan kesehatan. Kini, perannya semakin diperkuat melalui program ini.
“Saya mengapresiasi adanya program Partner JKN. Sosialisasi seperti ini sangat dibutuhkan. Dengan ilmu yang saya dapat dari BPJS Kesehatan, saya bisa menjawab pertanyaan masyarakat dengan lebih tepat,” ujarnya dengan penuh semangat.
Aprillia juga berharap masyarakat semakin sadar akan hak dan kewajibannya sebagai peserta JKN. Ia mendorong agar layanan digital seperti Mobile JKN dan Pandawa dapat dimanfaatkan secara optimal karena mempermudah pengurusan administrasi kepesertaan.
Senada dengan Aprillia, Ido Anifan, yang dikenal aktif di komunitas pekerja lepas, mengaku semangat saat ditunjuk menjadi Partner JKN. Ia merasa peran ini memberinya kesempatan untuk lebih dekat dengan masyarakat dan menjadi jembatan informasi tentang layanan kesehatan. Menurutnya, edukasi yang tepat akan membantu masyarakat memahami manfaat JKN dan memanfaatkannya secara bijak.
“Menjadi Partner JKN membuat saya bisa membantu lebih banyak orang memahami pentingnya program ini. Edukasi adalah kunci agar masyarakat tahu dan paham bagaimana memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan secara bijak,” ujarnya.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan, Sri Mugirahayu, menyampaikan bahwa Partner JKN adalah strategi pendekatan berbasis komunitas untuk memperkuat literasi kesehatan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa dengan melibatkan figur-figur masyarakat sebagai mitra edukasi, informasi mengenai JKN dapat lebih mudah diterima oleh berbagai lapisan warga.
“Partner JKN merupakan program kemitraan antara BPJS Kesehatan dan komunitas lokal. Tujuannya adalah meningkatkan mutu layanan peserta melalui edukasi yang dilakukan oleh mitra dari masyarakat itu sendiri,” ujar Cici sapaan akrabnya
Program ini, lanjut Cici, dilakukan dengan pendekatan Training of Trainer (ToT). Dalam pelaksanaannya, para Partner JKN akan dibekali pengetahuan tentang berbagai aspek JKN, seperti hak dan kewajiban peserta, jenis kepesertaan, pembayaran iuran, hingga alur pelayanan kesehatan.
“Para Partner JKN akan menjalankan peran sebagai juru informasi dan pendamping edukasi dalam komunitasnya. Mereka wajib melakukan sosialisasi secara berkelompok dan memastikan masyarakat memahami minimal 10 poin penting dalam program JKN,” imbuhnya.
Cici menambahkan, pendekatan melalui Partner JKN adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk membangun sistem kesehatan yang lebih partisipatif dan inklusif. Program ini juga akan dilengkapi dengan evaluasi rutin, salah satunya melalui survei tingkat pemahaman peserta JKN setiap tahun. Hasil survei akan menjadi bahan perbaikan dan pengembangan program ke depan.
“Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, kami berharap informasi tentang JKN bisa lebih mudah diterima dan dipahami. Partner JKN bukan hanya sebagai penyampai informasi, tapi juga sebagai agen perubahan yang membangun kesadaran dan tanggung jawab kolektif dalam memahami pentingnya jaminan kesehatan,” tuturnya.
Peluncuran Partner JKN yang menjadi pilot project ini diharapkan menjadi titik awal terciptanya jaringan edukasi berbasis komunitas yang kuat dan berdampak. Ke depan, program ini akan diperluas dengan melibatkan lebih banyak mitra dari berbagai latar belakang, termasuk pemuda, tokoh agama, guru, dan pelaku usaha lokal.
“Edukasi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama. Dengan kolaborasi ini, kita bisa mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, mandiri, dan sadar akan pentingnya jaminan kesehatan,” pungkasnya. (ns)