SRAGI – Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, SE, MM mengusulkan agar Selamatan Giling yang diselenggarakan Pabrik Gula Sragi bisa dijadikan sebagai wisata khusus. Hal itu disampaikan Fadia Arafiq dalam sambutan pada acara Selamatan Giling di Pabrik Gula Sragi, Selasa (17/5).
“Acara Selamatan Giling ini sangat unik dan sangat bagus. Mungkin ini bisa menjadi wisata khusus agar bisa dikembangkan, sehingga mungkin tahun depan, kalau mau ada selamatan giling, bisa lebih meriah lagi dan pengunjung dari daerah lain bisa menyaksikan. Ini adalah sesuatu yang baik dan unik, oleh karena itu perlu kita lestarikan. Kalau untuk orang kota, ini adalah sesuatu yang unik yang harus kita lihat. Sangat bagus sekali,” tutur bupati.
Dalam kesempatan tersebut, bupati juga menyatakan membuka pintu yang seluas-luasnya kepada pihak PG Sragi untuk berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Pemkab Pekalongan. “Saya minta kepada PG Sragi untuk tidak segan-segan berkoordinasi dengan kami, apa pun itu, bagaimana cara peningkatan kesejahteraan petani tebu di Kabupaten Pekalongan, kesejahteraan karyawan dan juga akses jalan serta jembatan apapun itu untuk masyarakat Kabupaten Pekalongan kami siap membuka pintu seluas-luasnya PG Sragi untuk berkoordinasi,” ujar bupati.
Fadia menyatakan sangat mendukung PG Sragi dan petani tebu di Kabupaten Pekalongan. “Saya sengaja hadir di sini adalah bukti support saya terhadap PG Sragi dan petani tebu Kabupaten Pekalongan,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kepemudaan Dan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pekalongan, Ir. M. Bambang Irianto, M.Si mengatakan, Dinporapar mendukung gagasan Bupati Pekalongan untuk menjadikan selamatan giling PG Sragi menjadi event pariwisata Kabupaten Pekalongan. “Untuk menjadikan Pesta Giling Tebu ini menjadi wisata tahunan di Kabupaten Pekalongan, pemkab akan melakukan koordinasi dan Kolaborasi dengan Pihak PG Sragi,” ujar Bambang Irianto.
Menurut Bambang, Selamatan Giling perlu diangkat menjadi salah satu event pariwisata karena selain sebagai ritual selamatan yang digelar untuk memulai pesta giling tebu, acara ini sebagai atraksi wisata dapat menarik wisatawan dalam dan luar daerah.
Lebih lanjut Bambang menjelaskan mengenai Selamatan Giling antara lain digelar dengan prosesi “Temanten Tebu” atau pernikahan tebu di Pabrik Gula Sragi menjadi pertanda awal akan datangnya musim giling atau musim panen tebu. Menurut Bambang, tradisi sudah berjalan sejak ratusan tahun silam.
Prosesi Temanten Tebu diawali dengan arak-arakan dua batang tebu. Pasangan tebu ini melambangkan sepasang pengantin. Kedua batang tebu ini sebagai simbol tolak bala. Tradisi Selamatan Giling PG Sragi digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen tebu.
Selain menyuguhkan aktraksi yang sarat makna budaya, prosesi temanten tebu juga menjadi sarana hiburan dan wisata masyarakat. Masyarakat Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya selalu memadati kawasan PG Sragi ketika acara Selamatan Giling digelar. “Selamatan Giling Tebu ini juga bisa menjadi media untuk mempererat tali silaturahmi atau kekerabatan sosial para petani tebu dengan karyawan serta manajemen PG Sragi, termasuk dengan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat,” kata Bambang. (Gus)