KAJEN – Suhu politik menjelang Pilkada 2024 untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan mulai menghangat. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara hitung cepat sudah mengantongi 14 kursi di parlemen dari 45 kursi yang ada di DPRD Kabupaten Pekalongan dan tercatat sebagai pemenang dalam Pemilu Legislatif pada 14 Februari 2024 lalu. Partai dengan simbol bumi dan sembilan bintang ini juga sudah membuka pendaftaran calon Kepala Daerah dan terbuka untuk umum guna berkompetisi dalam kontestasi Pilkada 2024.
Salah satu yang menarik perhatian adalah Partai Golkar yang telah mengambil formulir pendaftaran calon kepala daerah melalui PKB. Hal tersebut dilakukan oleh Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Pekalongan, Ruben R Prabu Faza pada Selasa (30/04/2024). Meski irama politik itu dinamis namun bisa dikatakan sinyal kondisi antara PKB dengan Golkar akan terjadi.
Berikut wawancara reporter Rasika FM Pekalongan, Bagus AA dengan Ketua DPC PKB Kabupaten Pekalongan, Asip Kholbihi melalui sambungan telepon pada Rabu (01/05/2024) pagi.
Golkar melalui sekretarisnya mengambil formulir pendaftaran bakal calon kepala daerah melalui PKB. Apakah itu berarti Golkar merapat ke PKB?
Jadi sifat pendaftaran di PKB itu terbuka bagi siapa saja. Ini merupakan petunjuk teknis (juknis) dari DPP. Kebetulan bu Fadia melalui sekjen kemarin mendaftar di PKB. Tentu kami terima dan terima kasih karena berkenan mendaftar di PKB. Dan semua elemen masyarakat yang mempunyai tekad untuk masuk menjadi kandidat pilkada di Kabupaten Pekalongan melalui pintu PKB monggo siapa saja.
Kemudian kita sudah membuka pendaftaran dan sudah ada yang mendaftar juga sebelumnya itu ada pak Abdul Khamid ya monggo lah. Kemudian bu Fadia terus nanti dari kader internal juga ada pak Sukirman, bu Hindun, ada pak Edi dan lain-lain. Prinsipnya pendaftaran ini bersifat terbuka. Kalau nanti dari DPP kok merekomendasikan Bupatinya adalah bu Fadia tentu kami sebagai aparatur partai dibawah ya harus “sam’an wa tho’atan” (patuh dan taat) dan menjaga kesejahteraan partai. Karena sekarang keputusan pengambil keputusan-nya itu ada di DPP. Jadi kita itu hanya meneruskan saja siapa-siapa yang mendaftar nanti disampaikan ke DPP dan mungkin nanti di tingkat DPP itulah yang pembahasannya lebih intens. Kira-kira konfigurasinya PKB dengan siapa ya kan, itu menjadi pemainnya (urusan) dari DPP.
Jadi hari ini kita sudah ada beberapa pendaftar dan saya menyadari sebagai partai pemenang kemarin di pemilhan legislatif tahun 2024 mungkin PKB dianggap ya pokoknya siapa yang bergabung dengan PKB ya insya’allah akan menang lagi. Begitu juga mungkin keyakinan yang mendasari incumben (Fadia) ya monggo saja. Tapi prinsip kami akan memfasilitasi siapa saja secara adil terhadap para pendaftar tinggal nanti pembuat keputusan-nya ada di DPP.
Secara umum PKB adalah pemenang Pemilihan Legislatif yang lalu. Bukankah ada target untuk maju sendiri dari kader internal sebagai calon Bupati pak?
Jadi kita juga ada yang G1 (Bupati) atau G2 (Wakil Bupati) kemudian membuka pendaftaran. Itu kan kalau kayak bu Fadia ini mendaftar di PKB itu bisa berarti diusung juga oleh PKB hahaha.. karena dia mendaftar di PKB walaupun dia ketua Golkar ya. Kayak saya lah umpamanya saya misalnya ada partai lain yang membuka pendaftaran, itu bisa saja ketua partai mendaftar itu mendaftar di tempat (partai) lain.
Tapi garis politiknya PKB, garis komando politik PKB itu begitu. Nanti DPP yang akan mengolah kemudian menjadi keputusan dan akan kita jalankan.
Beberapa waktu lalu terdengar kabar kalau PKB apabila maju di Pilkada harus pada posisi G1 (Bupati) bukan G2 (Wakil Bupati)?
Memang begitu logikanya ya sebagai partai pemenang di Kabupaten Pekalongan, kader-kader itu menyarankan (posisi) harus G1 karena kita kan pemenang. Tapi sebagian (kader) juga realistis, ya sudah kalau G1 tidak ada ya kan, tidak ada kader yang siap atau tidak ada kader internal, kata pak Muhaimin itu secara guyonan, kelakar beliau itu kan, “PKB ini belum ada kader internal yang bisa dipercaya (menjadi kepala daerah)”, guyonannya ketua umum begitu.. (tertawa).
Ya tidak hanya di Kabupaten Pekalongan mungkin ya, dimana-mana terjadi fenomena. Bahwa pemenang (pileg) ini biasanya juga mendapat dua keinginan yaitu idealis dan realistis. Yang realistis ya mungkin kita bisa berkolaborasi dengan kekuatan politik yang lain.
PKB sendiri secara internal partai, siapa yang dijagokan untuk maju dalam Pilkada pada 27 November 2024 mendatang?
Kita mungkin ya kalau ini konfigurasinya sementara ya, kalau bu Fadia mendaftar di PKB karena dia di (posisi) incumben kan tidak mungkin wakil ya. Kemudian Golkar juga sudah cukup dengan PKB, mungkin juga kita mengambil (posisi) wakilnya. Ada pak Sukirman, ada bu Hindun, ada pak Edy Haryanto. Yang sudah muncul (secara internal) tiga orang itu yang sudah di dealikta-kan dan dibahas di tingkat partai. Yang belum muncul itu kader PKB untuk Bupati itu belum, nanti kita tunggu.
Terakhir sebagai penutup, apa harapan Anda di Pilkada 27 November 2024 mendatang?
Saya berharap, Pilkada ini merupakan sebuah proses demokrasi yang bertujuan untuk memilih (Kepala Daerah) Kabupaten Pekalongan. Tentu harapan kita siapa pun nanti yang terpilih melalui proses Pilkada pada bulan November 2024 itu ya mampu membawa Kabupaten Pekalongan yang lebih baik.
Jadi saya punya pendekatan, punya paradikma yang membangun itu dapat mempertahankan hal lama atau nilai lama yang baik. Tetapi terus menerus melakukan upaya-upaya yang lebih baik. Didalam kaidah fiqih itu disebut dengan semangat membangun agar kita itu dinamis, mampu menjawab tantangan jaman dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat bagi seluruh warga Kabupaten Pekalongan.
Seperti diketahui, tahapan Pilkada 2024 sudah mulai berjalan. KPU juga sudah mempersiapkan seleksi penyelenggara Pemilukada pada tingkat PPK dan PPS. Sedangkan pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan, KPU Kabupaten Pekalongan akan membuka pendaftaran pada 27 – 29 Agustus 2024. Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan sendiri akan dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2024 mendatang. (GU)