Dalam upaya meningkatkan kapasitas dan wawasan peternak sapi di Kabupaten Pekalongan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan memprakarsai kegiatan bimbingan teknis dan studi komparasi pengolahan hasil ternak sapi perah ke Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada Sabtu (25/10/2025).
Kegiatan yang diikuti oleh para peternak sapi dari berbagai wilayah di Kabupaten Pekalongan ini juga dihadiri unsur pimpinan DPRD, dengan tujuan untuk belajar langsung sistem pengelolaan koperasi peternakan sapi perah yang telah terbukti sukses meningkatkan kesejahteraan peternak di wilayah Lembang.
Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, H. Abdul Munir, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus membuka wawasan baru bagi peternak lokal.

“Dari kegiatan ini kita bisa belajar bagaimana mengelola koperasi dengan baik, dari sisi pemasaran hingga budidaya. Mari manfaatkan studi komparasi ini secara maksimal,” ujarnya.
Munir menambahkan, Kabupaten Pekalongan tengah berupaya memenuhi kebutuhan pangan dari berbagai sektor, termasuk telur, ikan, ayam, dan daging sapi. Ia menilai wilayah Petungkriyono memiliki potensi besar untuk pengembangan sapi perah.
“Saya yakin, hasil pembelajaran di KPSBU bisa diimplementasikan di Kabupaten Pekalongan,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, H. Ahmad Ridhowi, mendorong para peternak untuk terus berinovasi dan berorientasi bisnis.
“Saya mengajak para peternak belajar menjadi pengusaha ternak yang mandiri agar dapat menambah pendapatan keluarga. Ini juga mendukung program Presiden dalam memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Ridhowi menilai, keberhasilan peternakan sapi perah di Lembang bisa menjadi inspirasi untuk diterapkan di Pekalongan.
“Kami mengapresiasi DKPP yang telah memfasilitasi kegiatan ini. Lihat bagaimana di Lembang susu bisa melimpah—ini patut kita tiru,” tambahnya.
Senada, anggota DPRD Kabupaten Pekalongan Umi Farida menyebut kegiatan ini sangat relevan bagi pelaku UMKM di bidang peternakan.
“Kami ingin belajar langsung bagaimana cara beternak sapi perah yang baik, karena peserta yang ikut kebanyakan merupakan pelaku UMKM di sektor ternak,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan DKPP Kabupaten Pekalongan Arif Rahman menjelaskan, program ini merupakan bagian dari dukungan terhadap kebijakan pemerintah pusat melalui program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang mendorong pemanfaatan potensi lokal.
“Kabupaten Pekalongan memiliki sekitar 21 ribu ekor sapi potong. Ke depan, minimal 20 persen di antaranya ditargetkan bisa beralih menjadi sapi perah,” jelas Arif.
Ia menambahkan, topografi wilayah Pekalongan yang beragam—mulai dari dataran tinggi hingga rendah—sangat mendukung pengembangan berbagai jenis ternak.
“Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk menjalin kerja sama dengan KPSBU, terutama dalam pengelolaan dan pengembangan peternakan sapi yang lebih modern,” pungkasnya.
Studi komparasi dan bimbingan teknis ini, para peternak di Kabupaten Pekalongan dapat melahirkan model peternakan sapi perah yang berdaya saing, berorientasi pasar, dan berkelanjutan untuk kemandirian pangan. (GUS)