KAJEN – Menjelang datangnya musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan mengingatkan kembali pentingnya memastikan fungsi Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini kebencanaan tetap aktif dan dapat berfungsi maksimal.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Pekalongan, Kartika Dewi S, mengungkapkan bahwa sejumlah titik di wilayah pegunungan dan pesisir telah dilengkapi perangkat EWS untuk mendeteksi potensi tanah longsor maupun banjir, Selasa (4/11/2025).
“EWS ini sangat vital sebagai alat peringatan dini bagi masyarakat agar bisa segera mengantisipasi saat terjadi perubahan kondisi alam yang berpotensi bencana,” jelas Kartika.

Menurutnya, perangkat EWS longsor terpasang di beberapa lokasi rawan, antara lain di Kecamatan Kandangserang (Desa Kandangserang, Wangkelang, Gayungwiyoro, Bodas, dan Trajumas), Kecamatan Petungkriyono (Desa Kayupuring dan Muncar), serta Kecamatan Paninggaran (Desa Kaliombo dan Lumeneng).
Sementara itu, untuk EWS banjir berada di Desa Tegaldowo (Kecamatan Tirto), Pecakaran (Kecamatan Wonokerto), dan Jeruksari (Kecamatan Tirto).
Namun, dari seluruh titik tersebut, Kartika menyebut baru EWS di Desa Kasimpar yang dipastikan masih aktif berfungsi dengan baik.
“Yang di Kasimpar itu merupakan tambahan terbaru tahun ini, bantuan dari Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan EWS di Desa Lumeneng juga baru, hibah dari Universitas Ivet (Unisvet) Semarang,” ujarnya.
Kartika menambahkan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan seluruh unit EWS dalam waktu dekat untuk memastikan alat-alat tersebut kembali siap pakai saat puncak musim hujan.
BPBD juga mengajak masyarakat agar ikut menjaga keberlangsungan alat peringatan dini itu dengan tidak merusak atau memindahkan alat tanpa koordinasi.
“Fungsi EWS hanya akan optimal jika dijaga bersama. Saat alarm berbunyi, masyarakat bisa segera waspada dan melakukan evakuasi mandiri,” tegas Kartika.
Langkah pemeliharaan dan pengecekan rutin ini menjadi penting, mengingat Kabupaten Pekalongan memiliki topografi beragam — mulai dari pesisir hingga pegunungan — yang rentan terhadap banjir, longsor, dan tanah gerak saat curah hujan tinggi. (GUS)