KAJEN – Di tengah maraknya aksi unjuk rasa di sejumlah daerah, Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, H. Abdul Munir, menyerukan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban bersama. Menurutnya, suasana damai menjadi modal utama untuk mempercepat pembangunan di “Kota Santri”.
Dalam pernyataannya di ruang kerja DPRD, Senin (1/9/2025), Abdul Munir menegaskan bahwa peran setiap lapisan masyarakat sangat menentukan. Ia mencontohkan, pegawai yang bekerja sesuai tugasnya, pedagang yang tetap berdagang, hingga karyawan yang tekun berprofesi akan memberi kontribusi nyata pada kemajuan daerah.
“Kalau kita bersama-sama menjalankan fungsi dengan penuh tanggung jawab, maka pembangunan di Kabupaten Pekalongan bisa berjalan optimal. Mari kita bangun daerah ini melalui kebersamaan dan persatuan,” ujarnya.
Munir menilai, tanpa situasi yang kondusif, sulit mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Kalau daerah damai, maka pembangunan bisa berjalan lancar. Mari kita jaga bersama keamanan, ketertiban, dan kondusivitas Kabupaten Pekalongan,” tegasnya.
Soroti Pentingnya Pola Asuh Anak
Selain menyerukan jaga kondusivitas, Abdul Munir juga menyinggung soal pembinaan anak. Hal ini menyusul adanya sejumlah pelajar yang sempat diamankan aparat saat unjuk rasa pada Minggu (31/8/2025).
Ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam memberikan perhatian ekstra pada anak, baik saat berangkat maupun pulang sekolah. Menurutnya, pola asuh penuh kasih sayang lebih efektif daripada kekerasan.
“Anak-anak sekarang tidak bisa dididik dengan kekerasan. Yang dibutuhkan adalah pola asuh penuh perhatian, pembinaan yang menyentuh hati. Seperti kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, ada dialog, ada komunikasi yang baik antara orang tua dan anak,” jelasnya.
Munir mendorong orang tua untuk membiasakan berdialog dengan anak, menanyakan jam berangkat atau pulang, sekaligus meluangkan waktu untuk berdiskusi. Pola komunikasi ini diyakini mampu mempererat kedekatan emosional.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar doa tidak ditinggalkan dalam mendidik anak. Shalat hajat, tahajud, hingga membacakan Al-Fatihah untuk keselamatan keluarga dinilai sebagai ikhtiar penting yang harus dibiasakan.
“Tidak ada orang tua manapun yang menginginkan anaknya nakal. Hanya saja, memang ada keterbatasan dalam pola pembinaan. Karena itu, membina anak-anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, tapi juga kewajiban bersama termasuk negara,” pesannya.
Dengan ajakan ini, Abdul Munir berharap masyarakat Pekalongan tidak hanya solid menjaga keamanan daerah, tetapi juga lebih peduli terhadap masa depan generasi muda. (GUS)