KAJEN – Ribuan kader dan simpatisan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkumpul dalam satu agenda penting yang bertemakan “Konsolidasi PKB dan Deklarasi Fadia Arafiq Sukirman” di salah satu hotel kawasan Wiradesa Kabupaten Pekalongan, Rabu (26/06/2024) siang.
Dalam sambutannya, bakal calon Bupati Fadia Arafiq menyampaikan, perlunya menjaga persatuan partai PKB dan tidak pecah untuk memenangkan Pilkada Serentak pada 27 November mendatang. Karena PKB merupakan partai yang besar dan dipastikan banyak sekali kepentingan politik pragmatis. Selain itu dengan jumlah simpatisan yang banyak, PKB mampu membuktikan pemenang dalam Pemilu Legislatif 2024 dengan mengantongi 14 kursi di DPRD Kabupaten Pekalongan. Dua hal ini lah yang bisa memicu perpecahan internal yang dimulai dengan perbadaan pendapat hingga penggembosan visi dan misi.
“Yah karena sekarang saya sudah menjadi keluarga besar dari PKB dalam Pilkada 2024 ini, saya menghimbau saja agar kita itu bersatu dan memenangkan Bupati dan Wakil Bupati bersama-sama. Jangan sampai terpecah belah”, jelas Fadia saat di wawancarai media usai acara.
Fadia juga berharap di Pilkada Serentak ini semua partai dapat bergabung dalam satu koalisi sehingga pelasanaan Pemilu nanti dapat berjalan adem ayem dan kondusif.
“Golkar, PAN dan partai yang lainnya nanti akan deklarasi besar termasuk PKB akan ikut didalamnya. PKB ini kan partai besar, namun ada orang yang masih mengaku-ngaku dia masih akan mendapatkan rekomendasi dari PKB dan lain sebagainya. Dari acara ini (konsolidasi dan deklarasi) menjawab semuanya”, tambah Fadia.
Sementara itu Sukirman pasangan Fadia sebagai bakal calon wakil bupati menyampaikan, acara Konsolidasi dan Deklarasi ini merupakan refleksi kekuatan persatuan PKB dan nantinya akan dipersiapkan acara yang melibatkan partai lain yang sudah bersama-sama dalam satu tim sukses. Dirinya pun menepis kabar adanya perpecahan di tubuh PKB.
“Ooo tidak. Dengan komposisi yang datang tadi, ada NU dan dengan pidato Gus Yusuf yang menjelaskan proses. Dan pak Asip juga demikian. Insya’allah tidak (pecah). Nggak ada keretakan apapun di dalam tubuh PKB”, ungkap dia.
Aksi borong partai, jawab Sukirman, juga masih terus dilakukan. Karena hal itu bagian dari proses demokrasi selama ada kesepakatan untuk mencapai mufakat. Dirinya juga memastikan soal pasangan Fadia – Sukirman telah selesai dibahas di tingkat pusat.
“Ya sudah clear. Gus Muhaimin semuanya sudah clear. Kalau yang soal SK atau apa itu hanya sebatas administratif ya. Tapi yang penting soal politiknya sudah solid semuanya”, jelas Sukirman.
Sukirman juga yakin, pasangan Fadia – Sukirman dalam Pilkada di Kabupaten Pekalongan akan melawan tong kosong. Jika demikian, tambah Sukirman, pihaknya akan melibatkan partisipasi khusus dari masyarakat secara luas. Agar masyarakat peduli pada Pilkada Serentak untuk mewujudkan legitimasi pemerintah semakin kuat.
Sejak tahun 2015, lembaga pemantau pemilu menyebut tren calon tunggal melawan kotak kosong terus meningkat setiap tahun. Muncul kekhawatiran, demokratisasi yang diharapkan dalam pemilihan kepala daerah secara langsung bakal semakin terkikis oleh politik pragmatis. Hingga akhirnya faktor transaksional menjadi perhatian karena masyarakat akan disajikan calon-calon yang hanya mengejar kekuasaan dibanding kepentingan rakyat.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah partai politik yang enggan mengeluarkan tenaga dan ongkos untuk memperjuangkan calon kepala daerah yang tak punya kans besar untuk menang. Rata-rata ketua partai politik dengan kompak seirama mengatakan “Kami tidak ingin berada di posisi kalah”. (GUS)