KAJEN – Banjir yang melanda wilayah pantura Jawatengah pada penghujung tahun 2022 mengakibatkan problem yang cukup besar bagi masyarakat. Sebagian daerah di sekitaran Jalur Pantura yang memiliki ketinggian DPL rendah terdampak secara langsung.
Debit air kiriman dari dataran tinggi menyebabkan genangan yang tak kunjung surut. Sejumlah petugas penanggulangan bencana sigap bertindak melakukan tindakan penanggulangan. Bupati Pekalongan Fadia A Rafiq langsung mengunjungi lokasi- lokasi terdampak dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Banjir yang melumpuhkan aktifitas ekonomi di sekitar Pantura memang sering terjadi tiap tahunnya pada musim puncak penghujan. Disinyalir sistem tata ruang wilayah menjadi salah satu faktor mitigasi yang sangat penting. Hutan sebagai tandon air alami perlu dijaga dan dilestarikan lebih optimal lagi.
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq didampingi suami, Mukhtarudin Ashraff Abu, Minggu (01/01/2023) meninjau pengungsian korban banjir di wilayah Kecamatan Tirto.
Tinjauan pertama dilakukan di Masjid Dupantek Desa Karangjompo, tercatat ada 85 pengungsi. Kemudian tinjauan dilanjutkan ke Masjid Nur Khasan Desa Pacar terdapat 47 pengungsi. Terakhir adalah meninjau pengungsi di Mushola Al Ikhwan terdapat 31 pengungsi. Bahkan hingga saat ini jumlah pengungsi ada ratusan warga yang tersebar dibeberapa lokasi.
Dalam tinjauan Bupati juga didampingi langsung Asisten II, Kepala Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Kepala DPU, BPBD, Kesbangpol dan lainnya.
Adapun saat tinjauan ke lokasi banjir bupati menggunakan perahu karet yang disediakan petugas. Untuk ketinggian air di Desa Pacar mencapai 80 sampai 1 meter, sehingga banyak warga yang terpakasa mengungsi.
Dalam kesempatan itu Bupati juga menyalurkan bantua berupa perlengkapan tidur, makanan dan lainnya.
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq mengatakan setelah meninjau lokasi dalam penanganan akan mendirikan rumah pompa sehingga air bisa cepat surut. Diakui bahwa penanganan banjir merupakan sudah menjadi PR Pemkab Pekalongab karena hampir setiap tahun ada banjir.
“Setiap tahun Kabupaten Pekalongan terkena banjir untuk itu dalam waktu terdekat kita akan membangun rumah pompa untuk menangani tiga desa. Namun karena anggaran Pemkab terbatas maka kita akan koordinasi dengan Provinsi atau Pusat, ” katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pekalongan, Yudhi Himawan menyampaikan bahwa bantuan untuk korban banjir yang mengungsi langsung didistribusikan ke tempat pengungsian.
“Bantuan kasur, tikar, selimut, biskuit, madu, nasi bungkus kita kirim langsung di pengungsi Masjid Dupantex. Kemudian untuk dapur umum kita bantu beras 1 kwintal, minyak goreng 40 liter, teh celup, sarden dan mie instan, ” katanya.
Kepala Desa Pacar, Tirto, Ali Mansur mengaku bahwa sebagian banyak rumah warga terendam banjir sudah dua hari ini.
“Dari kemarin dan sekarang banyak warga yang terpaksa mengungsi ada di Masjid Dupantek dan Masjid Nur Khasan. Namun adapula sejumlah warga yang memilih menetap di rumah ataupun pindah kerumah saudara,” ungkapnya. (GUS)