Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan, Sri Mugirahayu menyampaikan, edukasi merupakan kunci dalam memastikan masyarakat memanfaatkan Program JKN secara optimal. Dia berharap, kegiatan ini meningkatkan pengetahuan warga sehingga tidak menemui kendala apabila akan memanfaatkan kepesertaan JKNnya.
“Kami sangat gembira melihat antusiasme warga Desa Sabarwangi dalam memahami Program JKN, khususnya untuk segmen peserta PBI JK. Edukasi adalah kunci dalam memastikan bahwa masyarakat memanfaatkan program ini secara optimal. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat di desa ini,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dia juga menjelaskan mengenai pentingnya Aplikasi SIKS-NG untuk kepesertaan PBI JK. Pasalnya, aplikasi ini memuat Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang merupakan basis data untuk program bantuan sosial pemerintah di semua kementerian dan lembaga.
“Data PBI-JK dipersyaratkan untuk warga miskin dan memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang padan dengan data Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) di Kementerian Dalam Negeri. Data yang tidak padan dengan NIK di Dukcapil, tidak bisa diberikan bantuan. Data yang belum padan ini harus dikeluarkan. Oleh karena, melakukan pembaruan data di Aplikasi SIKS-NG sangatlah penting untuk menjaga agar status kepesertaan PBI JK tetap aktif,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, masyarakat juga diajak untuk memahami pentingnya proses musyawarah pembangunan (musrembang) dalam penetapan usulan peserta PBI oleh desa. Melalui musrembang, masyarakat berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan tentang kondisi kesehatan dan kebutuhan di tingkat desa. Hal ini memastikan bahwa pilihan peserta PBI JK didasarkan pada data yang akurat dan kebutuhan riil.