Advertise

KABAR RASIKA

Belum Ada Kejelasan Dari PT. HAI, Warga Bertahan Tutup Jalan

Belum Ada Kejelasan Dari PT. HAI, Warga Bertahan Tutup Jalan

Belum Ada Kejelasan Dari PT. HAI, Warga Bertahan Tutup Jalan

TUTUP AKSES – Aksi unjuk rasa yang dilakukan warga terdampak banjir bandang di Wangandowo dengan memblokade akses masuk ke pabrik sepatu (dok. Istimewa – 24/04/2024)

BOJONG – Sejumlah warga Desa Wangandowo Kecamatan Bojong terus bertahan menutup akses jalan utama yang menuju pembangunan pabrik sepatu (24/04/2024). Mereka masih menunggu kejelasan dari PT. HAI yang sudah 40 hari namun belum ada titik temu masalah ganti rugi terutama soal aset bergerak bagi warga yang terdampak.

Walaupun kemarin (23/04/2024) warga sudah melakukan perundingan dengan di mediasi pihak lain namun tarik ulur kepastian ganti rugi belum menemui titik temu. Sehingga warga bersepakat akan tetap bertahan menutup jalan. Bahkan mereka secara bergantian menjaga akses masuk jalan yang digunakan untuk lalu lalang kendaraan dan karyawan selama proses pembangunan pabrik sepatu tersebut.

Mereka melakukan penutupan ini secara bergantian, untuk pagi hari hingga sore hari, pos penutupan akses utama pabrik ini dijaga oleh emak-emak dan anak-anak.

Sedangkan untuk malam hari, pos tersebut akan dijaga oleh bapak-bapak.

Dari pantauan Rabu (24/4/2024) pagi, emak-emak dan anak-anak terlihat di pos penutupan akses utama pabrik sepatu.

Tidak hanya itu, mereka juga berjaga-jaga di dekat paud. Akses tersebut selalu digunakan kendaraan untuk membawa material pembangunan ke pabrik sepatu yang sedang dibangun PT HAI.

Kuswiyati (44) korban bandang Desa Wangandowo mengatakan, ia bersama emak-emak yang lain berjaga disini untuk meminta hak-hak ke perusahaan pasca kejadian banjir bandang yang menewaskan dua orang.

“Kita ini demo pak. Kami, meminta hak-hak kita. Kita ini tidak mau maling, hanya kita semua minta hak-hak yang harus diberikan oleh perusahaan, karena warga sudah dirugikan oleh perusahaan PT HAI,” kata Kuswiyati (44) korban bandang Desa Wangandowo.

Ia menceritakan, bahwa sudah tiga hari ia bersama-sama menutup akses utama pabrik bersama emak-emak yang lain.

Bahkan, di pos 1 yang berada di lokasi rumah-rumah warga juga dijaga emak-emak.

“Siang bagian emak-emak yang jaga, kalau malam bapak-bapak.”

“Kami hanya menuntut dan meminta ke perusahaan pertanggungjawaban hak-hak kita. Kami semua butuh bukti bukan janji-janji,” imbuhnya.

Sejak kejadian tersebut, suami dan emak-emak yang lain tidak bekerja, karena tidak ada gerobak ataupun motor untuk bekerja.

“Gerobak untuk jualan rusak, motor yang digunakan untuk bekerja suami juga rusak, terus kerjanya bagaimana? Terus kita makan pakai apa ? Kalau tidak ada kendaraan untuk bekerja,” ucapnya.

Kuswiyati mengungkapkan, tutup akses utama pabrik sepatu ini akan dilakukan terus, jika kompensasi dari pabrik belum diberikan ke korban banjir bandang.

“Kalau kompensasi keluar, kita buka akses utama ini. Kita hanya minta itu saja,” ungkapnya.

Sampai berita ini ditulis, belum ada kepastian dari pihak manajemen PT. HAI kapan akan memberikan kompensasi aset bergerak kepada warga yang terdampak. Dari infornasi warga akan ada pertemuan pada Rabu (24/04/2024) malam yang akan dimediasi oleh Pemerintah Kabulaten Pekalongan. (GUS)

Tag :

BACA JUGA :

IMG-20250415-WA0014
Maling Bonsai Dapat Salam Olahraga
WhatsApp Image 2025-04-15 at 13.46
Sekretariat DPRD Kabupaten Pekalongan Resmi Pindah ke Eks Gedung Bersama di Kajen, Ini Alasannya
1
BPJS Kesehatan Pekalongan Luncurkan Partner JKN, Libatkan Masyarakat Jadi Penggerak Edukasi Program JKN
w
BPJS Kesehatan Tanggap Kesehatan, Dukung Program P5 dan PMR di SMA Negeri 1 Batang

TERKINI

IMG-20250415-WA0014
Maling Bonsai Dapat Salam Olahraga
KANGANYAR – Aksi tindak pidana pencurian terjadi di depan UPT perairan Jl. Karangsari Desa Karangsari, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan pada Senin, 13 April 2025. Pada kasus pencurian tersebut,...
WhatsApp Image 2025-04-15 at 13.46
Sekretariat DPRD Kabupaten Pekalongan Resmi Pindah ke Eks Gedung Bersama di Kajen, Ini Alasannya
KAJEN – Pasca insiden kebakaran yang melanda gedung Sekretariat DPRD Kabupaten Pekalongan, aktivitas kesekretariatan resmi dipindahkan ke eks Gedung Bersama di Jalan Sindoro No. 1, Kajen. Langkah ini diambil...
1
BPJS Kesehatan Pekalongan Luncurkan Partner JKN, Libatkan Masyarakat Jadi Penggerak Edukasi Program JKN
Dalam upaya memperluas jangkauan edukasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan meningkatkan pemahaman masyarakat, BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan meluncurkan program Partner JKN. Program ini menjadikan...
w
BPJS Kesehatan Tanggap Kesehatan, Dukung Program P5 dan PMR di SMA Negeri 1 Batang
Dalam upaya memperkuat kesadaran pentingnya kesehatan sejak dini, BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan menunjukkan kepedulian nyata melalui program Organizational Social Responsibility (OSR) Tanggap Kesehatan....
IMG-20250411-WA0005
Bakul Siomay Meninggal di Kontrakan
SIWALAN –  M. Tusro (46) seorang pria ditemukan meninggal dunia di dalam rumah kontrakannya yang beralamat di Dukuh Gemuruh, Desa Siwalan, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Kamis (10/05/2025) pagi....
Muat Lebih

POPULER

WhatsApp Image 2024-08-08 at 11.23
Ponpes Syarif Hidayatullah Wonopringgo Dapat Hibah Tanah
IMG-20250411-WA0005
Bakul Siomay Meninggal di Kontrakan
WhatsApp Image 2022-09-29 at 12.42
Executive Karaoke Pekalongan, Tempat Karaoke Terbaik di Jalur Pantura
Tradisi Memandikan Pusaka Keris ( Penjamas Pusaka ): Menjaga Keawetan Warisan Budaya Jawa. Setiap bulan Sura, tradisi memandikan benda pusaka seperti keris atau tombak menjadi momen istimewa bagi para kolektor. Mas Edi Riyanto, seorang pemerhati benda pusaka dan penjamas keris dari Legok Kalong Karangnyar, telah menekuni bidang pusaka ini sejak puluhan tahun lalu.
Penjamas Pusaka, Kemampuan Spesifik Yang Makin Langka
ya
BPJS Kesehatan Gelar Sertifikasi Kompetensi untuk Tingkatkan Layanan Faskes Mitra