RASIKA PEKALONGAN, KANDANGSERANG PEKALONGAN – Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terkena bencana alam, Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Pekalonga menyalurkan 200 paket sembako kepada warga Desa Bodas Kecamatan Kandangserang, Minggu (20/12).
BaNtuan diserahkan langsung oleh Ketua Umum Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Pekalongan Candra Saputra dibalai desa setempat. Turut hadir menyaksikan, Camat Kandangserang, Kepala Desa Bodas dan ratusan anggota Pemuda Pancasila Kabupaten Pekalongan.
Seperti diketahui, Lahan seluas 5 hektare di Dukuh Bodas, Desa Bodas, Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, terus bergerak. Tak hanya di lahan pertanian, tanah bergerak juga terjadi di permukiman mulai Senin (14/12) lalu

“Ada 200 paket sembako yang kita berikan yang merupakan donasi dari keluarga besar Pemuda Pancasila untuk warga Desa Bodas yang terkena musibah tanah bergerak,” kata Candra yang juga sebagai anggota DPRD Kabupaten Pekalongan.
Dirinya berharap, bantuan tersebut dapat memberi manfaat bagi warga. “ormas PP sangat peduli dengan masyarakat yang terkena musibah. Semoga warga kembali bisa beraktivitas,” harapnya. Selain itu, dikatakan, adanya musibah tanah bergerak ini dirinya akan meminta kepada BPBD dan BNPB agar memberikan bantuan utamanya Jalan Kandangserang-Klesem yang masih rusak.
“jalan disini juga belum sempat diperbaiki karena refocusing anggaran akibat Covid 19, sehingga anggaran perbaikan jalan dipangkas. Semoga dengan ini warga desa disini lebih rajin lagi menanam pohon agar hutan tetap hijau,” pintanya.
Sementara itu Kepala Desa Bodas, Wasgito, mengucapkan terimakasih kepada Pemuda Pancasila yag sudah membantu warga terdampak musibah tanah bergerak. “saya mewakili warga sangat berterimakasih, bantuan ini sangat bermanfaat bagi warga,” tuturnya.
Dijelaskan, dalam musibah ini tidak ada korban jiwa, untuk pemukiman yang terdampak ada 95 KK dengan yang parah ada 34 rumah. Adapun total lahan pemukian yang terdampak ada 2,5 hektar. Musibah tanah bergerak menurutnya bukan kali ini terjadi, tercatat sudah tiga kali dan yang terparah di tahun 2005.
“kami selaku perangkat desa sudah melakukan langkah antisipastif dan menghimbau kepada warga jika hujan lebat supaya mengungsi,” jelasnya.(gus/thd)